Perjalanan Singkat
Berawal dari pimpinan Yayasan Majlis Dzikir Al Ikhlas (Al Ustadz Habibullah Al Faqir Illallah Endang Haryana Tajuddin Syarif) Bin Saprani Bin Musa yang berasal dari Kp. Carita Pandegelang Banten. Berawal dari pengalaman dan perjalanan hidup yang begitu panjang mengarungi dan melalui panjangnya samudra lautan ilmu yang menjadikan Beliau Hikmat terhadap kejadian demi kejadian sehingga ditemukannya Beliau dengan Ulama Besar Banten yang berkedudukan di Kp. Curug Wetan Ds. Curug Kec. Curug Kab. Tangerang Beliau bernama KH. Epi Suhepi putra dari H. Delit yaitu Ulama Besar di masanya dan sekaligus sebagai sahabat dari Presiden Pertama Ir. Soekarno. Setelah sekian kali pertemuan dan diarahkannya untuk ziarah ke makam Syeikh Asnawi Caringin Banten ketika Beliau hendak mau masuk namun dikejutkan dengan keramaian orang yang mau ziarah Beliaupun menjadi bingung “mau mulai dari mana” dalam kebingungan Beliau tiba-tiba muncul seorang kakek-kakek yang mengajaknya untuk masuk kedalam sehingga dengan mudah beliaupun sampailah didalam tepatnya di depan makam Syaikh Asnawi, setelah selesai beliaupun tak tau lagi kemana kakek-kakek itu pergi dan akhirnya Beliaupun langsung pulang.
Men Cotton Jogger Sweatpants Autumn Winter Man Running Workout Training Slim Trousers Male Gym Fitness Bodybuilding Sports Pants anavar benefits the best bodybuilding workouts program: top 2 female bodybuilders
Sepulangnya beliau kembali kepada guru dan menceritakan semua kejadian yang dialami setelah itu sang guru pun terus dibimbing dan mengarahkan dalam melaksanakan “‘Ubudiyyah Taqarrub Ilallah” akhirnya beliau di suruh berangkat ke menes untuk menemui salah satu Guru Mursyid, dan Beliau pun berangkat dan sesampainya di menes Beliau disuruh menunggu sampailah tamu yang ada pada waktu itu semua selesai dan keluarlah Guru Mursyid Syaikh Tubagus Ahmad Kadhim dan Beliau guru mursyid menyapa “Alhamdulillah akhirnya sampai juga” .
Dari situlah Al Ustadz Habibullah Al Faqir Illallah Endang Haryana Tajuddin Syarif memulai perjalanan thariqatnya di Pondok Pesantren Thariqat Qadiriyah wan Naqsabandiyah Nadwatudz Dzikri Menes Banten yang di pimpin oleh Guru Mursyid Syaikh Tubagus Ahmad Kadhim Asnawi. Dari sanalah dengan arahan dan petuah-petuah Guru Mursyid beliau pun memulai meninggalkan aktivitas kesehariannya demi untuk menempuh pelajaran thariqat, tahap demi tahap yang dimulai dengan ikrar atau dalam bahasa thariqat disebut dengan “Bai’at” yang dimulai dengan Riyadhoh dengan dzikir dhahar, dzikir khafi dan dzikir sir dan dilanjutkan dengan tawajuh, muraqabah, dan seterusnya dengan ishtilah sebutan dalam penempuhan thariqat samapi kepada puncak ajaran yaitu, musyahadah.
Pada tahun 1998 selesailah sudah mujahadah penempuhan beliau. Beliaupun mendapatkan ijazah dari Guru Mursyid Syaikh Tubagus Ahmad Kadhim Asnawi tepatnya pada tanggal, 31 Maret 1998, untuk melanjutkan wasilah dan risalahnya. Dan sehari sebelum wafatnya Guru Mursyid, beliau berikrar untuk kedua kalinya namun ikrar yang kedua ini adalah ikrar pengabdian untuk melanjutkan ajaran yang telah didapatnya (thariqat mu’tabarah qadiriyah wan naqsabandiyah) beliau berjanji untuk selalu ta’dhim memegang teguh menjalankan wasilah dan risalahnya sebagai amanah yang sangat besar dan mulia.
Tidak hanya sebatas itu penempuhan beliau, setelah 40 hari meninggalnya Guru Mursyid Syaikh Tubagus Ahmad Kadhim Asnawi beliau kembali kekampung halamannya dan dengan bimbingan Guru Besar KH. Adang Falaq Pagentongan beliau dianjurkan untuk melanjutkan perjalanannya (silaturrahmi) kepada 40 ulama besar yang mempunyai peran penting dalam menentukan generasi bangsa yang memiliki fundamental keimanan dengan ketauhidan yang kokoh, diantaranya : Imam Shaleh Syaikh KH. Ahmad Hasan Harahap Al Madinah Tapanuli Selatan, Ahli SalafS yaikh KH. Muhammad Wasi’e Zain Al Bantani, Syaikh KH. Tubagus Maulana Kuncung dari Kesultanan Banten, Sultan Kanoman Cirebon, Syaikh KH. Ahmad Shahibul Wafa Tajjul ‘Arifin (Abah Anom), dan Syaikh KH. Muhammad Yunan Helmi Nasution. Untuk pengukuhan dan pembenaran serta pengajaran ajaran.
Puncaknya pada tanggal, 2 Februari 2001 beliau telah diijazahkan oleh Syaikh KH. Ahmad shahibul Wafa Tajjul ‘Arifin (Abah Anom) Tasikmalaya dan Imam Shaleh Syaikh KH. Ahmad Hasan Harahap Al Madinah Tapanuli Selatan pada tanggal, 24 Oktober 2003 setelah itu barulah beliau membuka perjamaahan dan membangun sebuah lembaga yang diberi nama Yayasan Majlis Dzikir Al IKhlas sebagai lembaga pendidikan, keagamaan yang bersendikan ilmu tauhid dengan terminology dzikrullah – Bith Thariqat Qadiriyah Wan Naqsabandiyah dan sosial kemasyarakatan dengan lahirnya Baitul Maal.
Assalamualàikum
Saya Dani dari cimone. Selama ini sering ikut dzikir di pesantren al karomah samaboa pandeglang, pimpanan alm kh alwi abdul hayy
Kalo boleh saya ingin silaturahmi
Dipersilahkan
dengan senang hati dpersilahkan datang ke tempat kami